You’ll never know where the fate leads you. |
Setelah menjemput Ranita dirumahnya, Dayana memutar balik motornya dan melaju ke sekolah. Tidak sampai 5 menit, mereka telah sampai di sekolah. Dayana memarkirkan motornya di parkiran dalam sekolah. Tepat di sebelah motor Honda Beat berwarna Orange, milik Aguna. Lalu melangkahkan kaki segera ke ruangan kelas tempat mereka berkumpul karena jam telah menunjukkan pukul 09:55. Pemandangan yang terlihat Dayana saat di pintu kelas adalah Kak Aguna, sedang duduk di sebelah meja guru sambil membaca beberapa lembaran kertas yang entah apa isinya. Dayana segera menyapa senior kesukaannya, di iringi langkah pelan memasuki kelas. “Halo kak gun, selamat pagi!”. Sapa Dayana. Sang pemilik nama menengok dan mengembangkan senyum di hadapan Dayana. “Pagi juga, Yana”. Ucapnya sambil melambaikan tangan ke arah Dayana yang di sambut senyuman kecil oleh gadis itu. Dayana dan Ranita berlalu, menempati bangku bersebelahan di barisan duduk ketiga. Ternyata suasananya masih cukup sepi, Yana yakin teman-temannya itu *ngaret* seperti biasa. Hingga terciptalah percakapan tidak penting antara Yana dan Nita yang terdengar hanya di antara mereka berdua. “Nini, Kak Agun masih pagi udah ganteng aja ya”. Bisik Yana kepada Nini, panggilan kesayangannya untuk Nita. Senyum gadis itu mengembang, karena hanya mulutnya lah yang berbicara pada Nini, sedangkan matanya berfokus pada Aguna. “Setiap hari juga lo bilang dia ganteng, Na”. Sahut Nini dengan malas, tingkah Yana ini sudah menjadi makanan sehari-hari baginya. “Eh, kalo gua foto ga akan ketahuan kan?”. Tanya Yana, yang dengan cepat mengeluarkan ponselnya lalu membuka aplikasi Kamera. “Ngga tau ya Na, matiin dulu aja volume HP lo. Supaya nggak malu kalau tiba-tiba bunyi. Awas aja malu-maluin, bukan temen gue lo”. Yana menuruti ucapan Nini dengan mematikan volume ponselnya, dan segera memotret Kak Aguna dengan lancar. Sedangkan Nini mengedarkan pandangannya ke seluruh kelas, sudah ada beberapa teman anggota yang tidak ia kenal sepenuhnya. Nini memang hanya akrab dengan Yana di dalam english club ini. Dia tipe yang cuek apabila tidak perlu. Pandangan Nini jatuh ke pintu kelas, dan beberapa detik kemudian sampailah rombongan anggota yang baru datang. Nini sontak melihat ke jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 10:10, telat sepuluh menit, batinnya. Mereka semua mengucapkan salam dan selamat pagi di depan kelas, yang hanya di balas singkat oleh Kak Aguna. Yana yang melihat Kak Aguna berdiri dari kursinya pun menyudahi acara kagumnya pagi ini. |