No ratings.
Sepenggal cerita seorang lelaki melawan dunia |
Semut Merah Berawal kisah seorang anak yang hidupnya tak pernah lepas dari masalah. Radit, sebutlah dia dengan nama itu. Seorang anak pilu dengan senyum yang terkekang dalam hidupnya. Dirinya seorang yatim yang ditinggal pergi ayahnya kembali ke pangkuan Yang Maha Kuasa. Ibunya seorang serabutan yang mencari sepucuk nasi dari sekarung sampah. Tiap sampah yang beliau kumpulkan hanyalah untuk kebahagiaan Radit supaya dia bisa makan sambil tersenyum. Tega sungguh tak tega Radit melihat ibunya membanting tulang setiap hari hanya untuk membuatnya bisa bertahan hidup dalam kerasnya kota yang mengenal hukum rimba ini. Radit hanya bisa tersungkur lemah dan menangis pilu. Terpanjatkan doa darinya untuk ibundanya supaya selalu sehat sehingga Radit bisa membahagiakannya suatu saat nanti. Semoga waktu itu datang, harap-harap cemas Radit dalam lubuk hati terdalamnya. Waktu itupun ternyata tak kunjung datang, ditambah lagi ibunda Radit mengalami sakit keras. Radit makin gelisah dan tak tahu kemana dia harus berpaling untuk meminta pertolongan. Ingin Radit pergi mencari dokter, tapi apalah arti dokter tanpa sentuhan uang. Uang yang berkuasa di dunia ini, tanpa uang Radit hanyalah seekor semut merah yang tak bisa berkata dan terinjakpun takkan terlihat. Semut itu kini termenung dalam diam, menangis penuh haru, berdoa dan pasrah adalah pilihannya. Sekujur tubuh ibunya menegang dan mulai mengejang. Tak satupun kata dapat diucapkannya. Teriak tangis tak tertahankan Radit, terucap kata "maaf" keluar dari celah kedua bibir Radit. "Maaf atas segala kesalahannya"ucapnya. Tersenyum ibu Radit, kemudian meninggalkannya sendiri di dunia. Inilah awal perjuangan Radit melawan dunia... Bersambung. |